KONSEP DAN PRINSIP PROMOSI KESEHATAN
A. Pengertian Promosi Kesehatan
Menurut
WHO, Promosi kesehatan adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat
untuk dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Untuk mencapai
keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan
menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau
mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986).
B. Tujuan Promosi Kesehatantan
1. Tersosialisasinya program – program kesehatan,
2. Terwujudnya masyarakat yang berbudaya hidup bersih dan sehat, serta
3. Terwujudnya gerakan hidup sehat di masyarakat untuk menuju terwujudnya
kabupaten/kota sehat, provinsi sehat dan indonesia sehat 2010.
C. Sasaran Promosi Kesehatan
1. Perorangan / Keluarga
Contoh
tindakan : Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik
langsung maupun melalui media Massa, Berperan aktif dalam upaya /
kegiatan kesehatan,dll.
2. Tatanan – Tatanan lain
Contoh
tindakan: Adanya kader kesehatan untuk masing-masing tatanan, mewujudkan
tatanan yang sehat untuk menuju terwujudnya kawasan sehat,dll.
3. Ormas/Organisasi profesi/LSM
Contoh
tindakan: Menggalang potensi untuk mengembankan gerakan/upaya
kesehatan, Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat, dll.
4. Petugas/Program/Institusi Kesehatan
Contoh
tindakan: Melakukan promosi kesehatan dalam setiap program kesehatan
yang di selenggarakan, mendukung tumbuhnya gerakan hidup sehat di
masyarakat,dll.
5. Lembaga Pemerintah/Lintas sektor/politis/swasta
Contoh tindakan: Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat.
D. Strategi Promosi Kesehatan
Ada 3 strategi dalam promosi kesehatan:
1. Advokasi (advocacy)
Agar
pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan
dengan cara pendekatan kepada pengambil keputusan, sekutu/teman,
kelompok yang menolak/lawan yang mendorong suatu perubahan dalam
kebijakan, program dan peraturan.
2. Dukungan Sosial (social support)
Agar
kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat
dengan cara menciptakan suasana kondusif untuk menunjang pembangunan
kesehatan sehingga mayarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup
sehat.
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Agar
masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya dengan
cara memandirikan masyarakat secara proaktif mempraktekkan hidup bersih
dan sehat secara mandiri.
E. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
1. Promosi kesehatan pada aspek promotif
Sasaran : Penkelompok orang sehat
Tujuan : Agar tetap sehat dan meningkatkan kesehatannya
2. Promosi kesehatan pada aspek preventif
Sasaran : Kelompok beresiko tinggi (Bumil, Bulin, Lansia, dll)
Tujuan : Tidak jatuh sakit
3. Promosi kesehatan pada aspek kuratif
Sasaran : Kelompok penderita penyakit
Tujuan :Sembuh dan tidak menjadi parah
4. Promosi kesehatan pada aspek rehabilitatif
Sasaran : Penderita yang baru sembuh
Tujuan : Agar segera pulih kesehatannya
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 1-8
LINGKUP PROMOSI KESEHATAN DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
A. Bayi (0-1 Tahun)
Lingkup
promosi kesehatan terhadap neonatus meliputi termoregulasi, pernapasan,
resusitasi, bounding attachment, pemberian ASI awal, kebersihan, tidur,
eliminasi, dan keamanan.
B. Anak Balita (1-5 Tahun)
Lingkup
promosi kesehatan terhadap bayi meliputi Air Susu ibu (ASI),
Gizi/Nutrisi, Pertumbuhan, Perkembangan, Bounding, Imunisasi, Keamanan,
Kebersihan.
Memberikan promosi kesehatan mengenai tindakan-tindakan
atau keadaan yang terkait dengan kesehatan yang ditujukan kepada bayi
bukan berarti bidan harus memberikan penyuluhan langsung terhadap bayi.
Tetapi bidan harus memberikan promosi kesehatan bayi kepada ibu, ayah
atau keluarga bayi. Banyak sekali lingkup promosi kebidanan terhadap
bayi, salah satunya adalah pentingnya ASI. Dalam praktiknya, bidan harus
mampu mempromosikan kepada ibu bahwa ASI sangat penting bagi bayi.
Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu karena ASI yang pertama
(kolostrum) mengandung zar anti-bodi yang dapat mencegah infeksi pada
bayi, bayi yang minum ASI jarang mengalami gastroenteritis, lemak dan
protein ASI mudah dicerna, dapat mengeratkan hubungan ibu dan bayi serta
ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik, suci hama, segar,
murah, tersedia setiap waktu. Dengan alasan-alasan yang diberikan oleh
bidan melalui promosi kesehatan diharapkan ibu bersedia melakukan
anjuran yang diberikan oleh bidan
C. Remaja (13- 18 Tahun)
Lingkup
promosi kesehatan terhadap remaja meliputi gizi/nutrisi, sosialisasi,
pendidikan kesehatan, pergaulan, sexualitas dan kemandirian.
Pembinaan
remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah
gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Faktor perkembangan
psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja.
Remaja yang tumbuh berkembang secara biologis diikuti oleh perkembangan
pskologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui.
Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang sesuatu yang dianggap
kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di
dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan
diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.
Bimbingan kepada remaja antara lain mencakup perkawinan yang sehat,
keluarga yang sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap dan
perilaku remaja yang positif dan sebagainya.
D. Ibu Hamil
Lingkup
promosi kesehatan terhadap ibu hamil meliputi lingkup fisik dan
psikologis. Lingkup fisik meliputi gizi, oksigen, personal hygiene,
pakaian, eliminasi, sexual, mobilisasi, body mekanik, exercise/senam
hamil, istirahat, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, ersiapan
persalinan dan kelahiran, kesejahteraan janin, ketidaknyamanan,
pendidikan kesehatan dan pekerjaan. Lingkup psikologis meliputi Support
keluarga, support tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman, persiapan
menjadi orang tua, dan persiapan sibling.
Kehamilan merupakan episode
dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi
dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita
menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui
tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat
menentuka kehidupan selanjutnya. Bahkan sebagian ibu hamil merasa cemas,
panik yang bisa berujung pada depresi berat.
Dukungan psikologis dan
perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial
(keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada
wanita hamil dan aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya
(tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali
nyeri dan asuhan kebidanan). Hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh suami
bersama keluarga ibu atau bidan sebagai tenaga kesehatan melalui
promosi kesehatan.
E. Ibu Bersalin
Lingkup promosi
kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan persalinan, nutrisi
dan cairan, dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan keluarga serta
mengurangi rasa sakit.
Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin dapat
mencegah terjadinya depresi saat atau setelah melahirkan. Cemas
menghadapi persalinan adalah hal yang wajar tetapi seorang bidan harus
mampu mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah memberikan promosi
kesehatan ibu bersalin. Persainan dan kelahiran merupakan proses yang
fisiologis. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang
ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai,
peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Untuk itu, dengan diberikan
promosi kesehatan dapat mengatasi rasa cemas, khawatir, panik dan
depresi ibu bersalin. Promosi ini lebih baik diberikan jauh hari sebelum
bersalin, misalnya saat hamil trimester III.
F. Ibu Nifas
Lingkup
promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan,
ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual,
latihan/senam nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.
Bidan
tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas
bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu
merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk
beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi kesehatan dapat
diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien
diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap waktu, bangun
bila mau kencing dan sebagainya.
Baru setelah ibu merasa lebih baik
dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, bidan diperkenankan untuk
memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai
kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah
melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air putih
minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi
ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan
pada ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan
normal.
G. Ibu Menyusui
Hak seorang bayi adalah menyusu
kepada ibunya. Sebagai promotor kesehatan, bidan diharapkan mampu
memberikan pendidikan pada ibu menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan
sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat melakukan persiapan-persiapan
ibu menyusui.
Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu
menyusui meliputi kebersihan diri, istirahat, sexual, pemberian ASI,
nutrisi bagi bayi, pendidikan kesehatan gizi ibu menyusui, dan
meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak ada pantangan makan selama
menyusui. Sebagai contoh terdapat mitos yang sudah beredar sejak dulu
bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang berbau amis karena
akan menyebabkan asinya amis. Disinilah tugas bidan untuk meluruskan
mitos tersebut bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu
menyusui karena mengandung protein tinggi melalui promosi kesehatan.
H. PUS/WUS
Lingkup
promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil, keluarga
berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.
Penyuluhan
tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan pada kelompok
wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah. Penyampaian tentang
kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat intelektual klien. Nasehat
yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, karena informasi
yang diberikan bersifat pribadi dan sensitif.
Wanita usia subur juga
diberikan pendidikan mengenai gangguan kesehatan, akibat gangguan sistem
reproduksi. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan
tersebut dapat terhadap kondisi psikologis dan lingkungan sosial klien
itu sendiri. Bila masalah kesehatan itu sangat kompleks, perlu
dikonsultasikan ke ahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan
kesehatan yang fasilitasnya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut
mempengaruhi kondisi WUS/PUS yang akan memasuki pintu gerbang
pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat
mental WUS/PUS dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan.
I. Klimakterium/ Menopause
Lingkup
promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi nutrisi,
psikologis, olah raga, kesehatan umum, support keluarga san support
tenaga kesehatan.
Masa menopause merupaka fase yang selalu terjadi
pada wanita yang menginjak umur 44 tahun dan ditandai dengan berhentinya
haid. Terkadang wanita belum siap menghadapi masa ini karena mereka
selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang mengalamim menopause adalah
wanita yang tidak berguna.
Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan
sebelumnya harus mengetahui ketakutan-ketakutan yang mungkin dialami
pada masa menopause, misalnya secara fisik wanita sering merasa dirinya
tidak cantik lagi, berkulit keriput, berbadan bungkuk dan sebagainya.
Secara biologis kekhawatiran tidak mampu melayani suami karena dirasakan
sakit saat berhubungan seksual. Secara psikologis sering mengalami
susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di siang hari.
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 10-36
MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN
Model
adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berfikir di dalam
menyelesaikan suatu keadaan untuk mencapai hasil yang di harapkan.
Sedangkan
model – model dalam promosi kesehatan merupakan Kerangka Kerja atau
kerangka berpikir di dalam mempengaruhi orang lain agar sesuai dengan
kaidah/norma kesehatan yg diharapkan.
A. Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
Menurut Model Kepercayaan Kesehatan, Perilaku ditentukan oleh apakah seseorang:
1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu
2. Menganggap masalah kesehatan ini serius
3. Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan
4. Tidak mahal
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Contoh :
“
Seorang wanita telah mempunyai beberapa orang anak dan mengetahui bahwa
masih potensial untuk hamil sampai beberapa tahun mendatang. Melihat
kesehatan dan status ekonomi tetangganya menjadi rusak karena terlalu
banyak anak dan Mendengar bahwa teknik kontrasepsi tertentu menunjukkan
efektivitas sebesar 95 % aman dan tidak mahal maka dianjurkan oleh
petugas kesehatannya agar mulai memakai kontraseps ”
Kelemahan :
- Kepercayaan-kepercayaan kesehatan bersaing dengan
kepercayaan-kepercayaan serta sikap-sikap lain seseorang, yang juga
mempengaruhi perilaku
- Pembentukan kepercayaan seseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti perilaku dan bukan mendahuluinya
B. Transteoritical Model (Model Berharap)
Perilaku
kesehatan yang tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu.
Seseorang mempertimbangkan untung dan rugi pengubahan suatu perilaku
sebelum melangkah dari tahap satu ke tahap berikutnya.
Model ini mengidentifikasi 4 Tahap independen :
Prekontemplasi: Seseorang belum memikirkan sebuah perilaku sama sekali, orang tersebut belum bermaksud mengubah suatu perilaku
Kontemplasi: seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun masih belum siap untuk melakukannya
Aksi: Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku
Pemeliharaan: Keberlangsungan jangka panjang dari perubahan perilaku yang terjadi.
Contoh :
“
Seorang Ibu karena kurang mendapat pengetahuan dan pelatihan tidak
pernah berfikir untuk menutup makanan, memasak air minum atau menjaga
kebersihan dapur. Setelah mendengar siaran radio tentang bahaya kuman
dan melihat tetangganya membersihkan rumah, ia mulai berkontemplasi
untuk mengambil aksi menjaga kebersihan di rumah. Kemudian ia mencari
informasi dari tetangga dan petugas kesehatan setempat akhirnya memulai
proses perubahan perilaku. Setelah satu periode waktu, ibu tersebut
menutup makanan, memasak air minum dan menjaga kebersihan lingkungan
dapur sebagai tugas rutin sehari-hari “
C. Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan)
Merupakan
niat seseorang menentukan apakah sebuah perilaku dilaksanakan, perilaku
akan mengikuti niat, dan tidak akan pernah terjadi tanpa niat.
Kehendak di tentukan oleh :
- Sikap-Sikap Terhadap Suatu Perilaku, melalui proses pengambilan
keputusan yang teliti dan beralasan. Perilaku banyak dipengaruhi oleh
sikap yang spesifik terhadap sesuatu seperti : apakah ia merasa suatu
perilaku itu penting.
- Norma Subyektif, seseorang berpikir
tentang apa yang dilakukan orang lain (yang berpengaruh) akan
mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan.
Contoh :
“Seseorang
memiliki keyakinan Sikap bahwa suatu RS memberikan pelayanan cepat,
ramah, biaya relatif murah, lingkungan bersih, lokasi strategis dan
mudah dicapai. Kemudian didukung pula oleh keinginan orang dekat yang
bersedia untuk berobat ke RS tersebut yang disebut Norma Subjektif.
Seperti Orang tua, Istri, Anak, Teman Dekat, Petugas Kesehatan”
D. Stress And Coping (Stres Dan Koping)
Stress
adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh
yang terganggu. Stress menimbulkan dampak secara total pada individu
yaitu terhadap fisik, psikologis, mental, intelektual, social dan
spiritual.
Macam – macam stress :
- Stress ringan : Merusak
aspek fisiologis, biasanya di rasakan oleh setiap orang dan biasanya
berakhir dalam beberapa menit/jam.
- Stres sedang : Terjadi lebih lama
- Stress berat : Stress kronis yang terjadi beberapa minggu atau sampai beberapa tahun.
Gejala
yang bisa di amati seperti : Rasa cemas yang berlebihan, Marah,
Menangis, Tertawa sendiri, Teriak, Memukul dan menyepak,dsb.
Koping
adalah proses yang di lalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi
stressfull, merupakan respon individu terhalang situasi yang mengancam
dirinya baik fisik maupun psikologik.
Strategi coping adalah suatu
cara yang di lakukan untuk merubah lingkungan/ situasi/ masalah yang
sedang di rasakan atau di hadapi.
Metode Copping :
Jangka panjang
Merupakan cara yang efektif dan realisasi dalam menangani psikologis untuk kurun waktu yang lama.
Jangka pendek
Cara yang di gunakan untuk mengurangi stress/ ketegangan psikologis dan cukup efektif untuk waktu sementara.
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 37-44
PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN
A. Strategi Global
1. Dukungan sosial
Yaitu
menjalin kemitraan untuk membentuk opini public dengan opini yang ada
di masyarakat sehingga dapat enciptakan opini public yang jujur,
terbuka sesuai engan norma, situasi dan kondisi masyarakat.
Tujuannya :
- Adanya anjuran dan contoh positif dari petugas kesehatan atau pemuka masyarakat
- Adanya dukungan lembaga-lembaga masyarakat
- Adanya dukungan media massa / pemuat opini umum
- Tersedianya sarana dan sumberdaya lainnya.
Sasaran :
Tenaga
professional kesehatan, Institusi pelayanan kesehatan, organisasi masa,
Organisasi masa, Lembaga Swadaya Masyarakat, Kelompok peduli kesehatan,
para pembuka dan orang – orang yang berpengaruh di masyarakat, kelompok
media massa.
Indikator keberhasilan :
- Ada forum komunikasi
- Ada dokumentasi kegiatan
- Ada kesepakatan lisan dan tertulis
- Ada opini public
Contoh kegiatan :
- Adanya peraturan dilarang merokok bagi seluruh gedung perkntoran pemerintah
- Pertemuan dengan tokoh –tokoh agama untuk memberi contoh gerakan kesehatan,
- Adanya forum bersama antara departemen kesehatan RI dengan Forum komunikasi LSM AIDS se jabotabek.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Di tujukan langsung kepada masyarakat sebagai sasaran primer atau utama dalam promosi kesehatan.
Tujuan :
- Meningkatkan perilaku sehat di masyarakat
- Meningkatkn peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan di masyarakat.
Sasarannya :
- Masyarakat secara perorangan dan kelompok
- Masyarakat pengguna
- Tokoh masyarakat yang menjadi panutan
- Karyawan
Langkah – langkah pelaksanaan :
- Melakukan pendekatan terhadap masyarakat dengan mengadakan forum
kunjungan rumah ke rumah, pertemuan perorangan, Penyuluhan desa,dll.
- Mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat untuk mengenali masalah
mereka dengan terjun langsung dan melakukan Survey Mawas Diri.
- Merumuskan upaya penanggulangan dengan musyawarah mufakat,
- Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan bersama sama dengan masyarakat.
- Melakukan pembinaan dan pengembangan program supaya berjalan dengan mantap.
3. Advokasi
Merupakan kegiatan yang ditujukan kepada pembuatan keputusan/ penentu kebijakan di bidang kesehatan.
Tujuan :
- Meningkatnya jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan
- Meningkatnya opini masyarakat daalm mendukung kesehatan
- Teratasinya masalah kesehatan secara bersama, dan terintegrasi dengan
pembangunan kesehatan didaerah melalui kemitraan dan didukung oleh
keputusan serta kepedulian pimpinan daerah
Sasaran :
- Pengambilan keputusan tingkat pusat seperti : DPR,Mentri,dll)
- Pengambil kebijakan tingkat propinsi
- Pengambil keputusan tingkat kota/ kabupaten
B. Strategi Berdasarkan Otawa Charter
1. Health Public Policy
Adalah
kegiatan yang di tujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu
keijakan. Sehingga di keluarkannya atau di kembangkannya kebijakan –
kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
2. Suportive Empowerment
Adalah
kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang
mendukung. Kegiatan ini di tujukan kepada para pemimpin OrMas serta
pengelola tempat – tempat umum.
3. Health service
Yaitu
melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat dengan
terbentuknya lembaga swadaya masyarakat yang perduli dengan kesehatan
masyarakat.
4. Personal skill
Adalah pengetahuan dan
kemampuan terhadap cara – cara memelihara kesehatan, mengenal penyakit
dan penyebabnya, mampu mencegah penyakit, mampu meningkatkan
kesehatannya sendiri maupun keluarganya maupun kelompok masyarakat.
5. Community action
Adalah
suatu upaya untuk meningkatkan kegiatan – kegiatan masyarakat dalam
mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri dalam wujud dan
gerakan masyarakat.
C. Macam – Macam Pendekatan Dalam Promosi Kesehatan :
- Pendekatan medikal
- Perubahan prilaku.
- Education.
- Berpusat pada klien.
- Perubahan sosial.
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 45-81
MEMPERTIMBANGKAN ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN
A. Analisa Masalah Kesehatan Dan Perilaku
Identifikasi masalah kesehatan dan perilaku terdiri dari 2 bagian :
1. Identifikasi masalah
· Latar Belakang Masyarakat
- Letak geografis --> Seperti : Iklim, keadaan tanah, letak wilayah, dan sarana transportasi.
- Mata pencaharian --> Seperti : Petani, nelayan, buruh, dll.
- Karakteristik demografi --> Seperti : Keadaan penduduk, sosial budaya, pendidikan, agama, dll.
- Perilaku kesehatan masyarakatungan --> Berhubungan dengan kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan serta penyebab timbulnya kebiasaan tersebut.
· Status Kesehatan Masyarakat
Dapat
di lihat dari Vital Statistik ( Kematian, Kelahiran, Fertilitas,
Kesakitan) dan Mordibity ( penyakit infeksi atau non infeksi, kronik
atau akut )
· Sistem Layanan Kesehatan Masyarakat
Seperti sumber daya manusia terhadap kesehatan, sarana kesehatan, jarak tempuh, program yang ada di masyarakat tersebut.
· Sistem Sosial Masyarakat
Seperti pola partisipasi masyarakat dan organisasi sosial yang ada.
2. Menetapkan Masalah Dan Perioritas Masalah
- Langkah – Langkah Tentukan
status kesehatan, pola pelayanan kesehatan, hubungan antara status dan
pelayanan kesehatan, serta determinan masalah kesehatan.
- Hal Yang Perlu Di Pertimbangkan Beratnya masalah, akibat yang di timbulkan, besarnya masalah, politis, serta sumber daya yang ada di masyarakat.
- Sumber Data Dokumen, langsung dari masyarakat, petugas lapangan, serta tomas formal dan informal.
- Cara Pengumpulan Data Interview langsung, vorum diskusi, maupun wawancara dan observasi.
B. Menetapkan Sasaran
Sasaran dalam promosi kesehatan tidak selalu sama, kita harus menetapkan :
1. Sasaran langsung
Primer
Diharapkan akan melakukan kebiasaan / perilaku baru ( Bumil, Ibu, Balita ).
2. Sasaran tidak langsung
Sekunder dan Tertier
Mereka
yang mempunyai pengaruh terhadap sasaran primer ( Keluarga, Petugas
Kesehatan, Kerabat, dll ) serta orang – orang yang berpengaruh atas
keberhasilan program ( Pengambil Keputusan dan Penyandang Dana ).
C. Menetapkan Tujuan
Syarat membuat tujuan :
1. Dinyatakan dengan jelas
2. Meliputi 1 indikator
3. Dinyatakan dalam bentuk tindakan bukan effort
4. Realistik, dapat di ukur, sesuai, layak dan dapat di amati.
Menetapkan tujuan menurut L Green (1990) ada 3 tingkatan tujuan :
1. Tujuan Program (jangka panjang)
2. Tujuan pendidikan (jangka menengah)
3. Tujuan perilaku (jangka pendek)
D. Menetapkan Pesan Pokok
Pesan
di buat sederhana mungkin sehingga dapat di pahami oleh sasaran dan
pesan sebaiknya dibuaat menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga
sasaran merasa pesan benar – benar untuknya.
E. Menetapkan Metode Dan Saluran Komunikasi
Dalam menentukan metode harus mempertimbangkan aspek yang akan di capai seperti :
1. Aspek Pengetahuan : poster spanduk, radio,dll.
2. Aspek Sikap : foto, film, slide, drama,dll yang menggugah emosi perasaan dan sikap.
3. Aspek keterampilan : simulasi dan demonstrasi.
F. Menetapkan Kegiatan Operasional
Dalam menentukan kegiatan oprasional harus dapat menjawab pertanyaan :
1. Apa yang akan di kerjakan ?
2. Siapa penanggung jawabnya ?
3. Siapa yang terlibat ?
4. Dimana kegiatan di laksanakan ?
5. Kapan kegiatan di laksanakan ?
6. Siapa sasaran primer, sekunder dan tertier ?
7. Bagaimana cara pelaksanaannya ?
8. Bagaimana monitoring dan evaluasinya ?
G. Menetapkan Monitoring Dan Evaluasi
Dalam menentukan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah :
1. Apa yang harus di pantau ?
2. Siapa yang memantau ?
3. Bagaimana cara pemantauan ?
4. Dimana di lakukan pemantauan ?
Perencanaan
adalah proses yang berakhir dengan rencana dalam bentuk yang paling
sederhana , suatu rencana harus memberikan jawaban dari 3 pertanyaan :
1. Apa yang ingin saya capai ?
2. Apa yang ingin saya kerjakan ?
3. Bagaimana saya menjadi tahu, apakah saya akan berhasil atau tidak?
Evaluasi
adalah proses menilai apa yang telah di capai dan bagaimana itu telah
di capai. Itu berarti melihat secara kritis pada kegiatan dan program,
membuat penilaian apa yang baik dan apa yang buruk, serta bagaimana ia
dapat di perbaiki.
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009) Hal:83-101
PRINSIP PERUBAHAN PERILAKU
A. Karena Terpaksa (Complaince)
Dalam hal ini perubahan perilaku di paksa kepada sasaran/ masyarakat
dengan menggunakan kekuatan/ kekuasaan/ dorongan. Cara ini dapat di
tempuh dengan adanya peraturan/ perundang-undangan yang harus di patuhi
oleh anggota masyarakat.
Cara ini akan menghasilkan perilaku
yang cepat, akan tetapi perubahan tersebut belum tentu akan berlangsung
lama karena perubahan perilaku tersebut tidak di dasari oleh kesadaran
sendiri.
B. Karena Ingin Meniru (Identification)
Perilaku di pengaruhi oleh factor genetic dan lingkungan. Manusia kadang
di pengaruhi oleh orang yang di anggap pantas untuk di tiru seperti
ulama, guru, orang tua, teman sebaya. Proses identifikasi ini dapat
berakibat positif maupun negative.
C. Karena Menghayati Manfaatnya (Internalization)
Merupakan
perubahan perilaku yang paling kekal dari pada perubahan perilaku yang
lain. Perubahan perilaku ini dapat terjadi karena pengalaman seseorang.
Misalnya
: Ibu yang anak pertamanya tidak di imunisasi sedangkan anak ke duanya
tidak di berikan imunisasi, ternyata pertubuhan dan perkembangan anak
keduanya lebih baik dari pada anak pertamanya maka ia akan memberikan
imunisasi pada anak ketiga dan seterusnya.
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 124-125
UPAYA PROMOSI KESEHATAN
A. Promosi Kesehatan Pra Nikah
Promosi
kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan
pada masyarakat reproduktif pranikah.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup :
1. Perkawinan yang sehat
Bagaimana
mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan, menghadapi
perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar
hubungan antara suami dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk
menghasilkan turunan. Bayi yang dilahirkan juga adalah bayi yang sehat
dan direncanakan.
2. Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan
tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya. Keluaga
yang diidamkan adalah kelurga yang memiliki norma keluaga kecil, bahagia
dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2
anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa
ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang
sosial ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan mampu
menabung untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera juga
dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya
Tidak
semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan sistem
reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja. Perubahan yang
terjadi pada sistem reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca
persalinan dijelaskan.Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi.
Gangguan sistem reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan menstruasi,
kelainan sistem reproduksi dan penyakit. Penyakit sistem reproduksi
yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit hubungan seksual, HIV /AIDS dan
tumor.
Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja
yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang
memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan
membahayakan dalam masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit
tersebut perlu dijelaskan.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan
sewaktu mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit
ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
4. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan
sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.
Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya
pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap
seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan
dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau pasca
persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.
B. Promosi Kesehatan Saat Hamil
Salah
satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
adalah memelihara kesehatan ibu hamil. Bidan harus memiliki data ibu
hamil yang berada diwilayah kerjanya. Data ini dapat diperoleh dari
pencatatan yang dilakukan sendiri atua dari kantor desa/ kelurahan. Dari
data tersebut dapat diatur strategi pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
Semua
ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya sedini
mungkin. Anjuran tersebut disampaikan kepada masyarakat melalui kelompok
ibu-ibu atau pemimpin desa.
Promosi kesehatan pada ibu hamil dapat berupa :
- Makanan yang berkualitas
- Mengajarkan cara olahraga atau senam hamil selama hamil
- Rencana ber KB
- Pemeriksaan kehamilan rutin paling seikit 4 kali,dll.
C. Promosi Kesehatan Persalinan
Persalinan
adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu dalam masa
persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu ibu dalam
masa persalinan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya melalui
bimbingan dan bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis didalam
kondisi lingkungan yang sehat.
D. Promosi Kesehatan Nifas
Promosi
kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan
keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga
dalam menghadapi masa nifas, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan
keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh di
lakukan.
Tujuan promosi kesehatan nifas adalah :
- Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
- Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia
melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
Setelah pasca persalinan ini, bidan
sangat dibutuhkan dalam menghadapi dan memantau ibu terutama selama 2
jam persalinan. Hal ini karena selama 2 jam pasca persalinan rentan akan
komplikasi-komplikasi pada ibu.
E. Promosi Kesehatan Menyusui
Promosi
kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam pengetahuannya mengenai manfaat menyusui, khususnya
ibu-ibu pasca persalinan tahu dan mau menyusui anak-anaknya segera
setelah lahir.
Dalam promosi kesehatan menyusui dini, bidan antara
lain memberi dukungan dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian
ASI, komposisi gizi dalam ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI,
tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif, IMD (Inisiasi menyusui dini
), cara menyusui yang benar, dan masalah dalam menyusui beserta cara
mengatasinya.
Dengan di berikan pengetahuan tentang menyusu ini,
diharapkan tingkat kesehatan masyarakat akan semakin meningkat. Ini
berhubungan dengan manfaat ASI sendiri yaitu menjaga tubuh agar tidak
mudah terserang penyakit (meningkatkan antibodi bayi).
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 181-198
PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
A. Peran Sebagai Advokator
Advokasi
adalah suatu pendekatan kepada seseorang/ badan organisasi yang di duga
mempunyai pengaruh terhadap keerhasilan suatu program atau kelancaran
suatu kegiatan.
Bentuk kegiatan advocator :
- Seminar
- Bidan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
- Bidan
menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalam bentuk lisan,
artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk membentuk opini
public.
B. Peran Sebagai Edukator
Memberikan pendidikan
kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan di setiap
tatanan pelayanan kesehatan agar mereka mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka.
Fungsi bidan sebagai educator :
- Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan.
- Membina kader dan kelompok masyarakat
- Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru.
C. Peran Sebagai Fasilitator
Bidan
mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan iklim
kelompok ang harmonis, serta menfasilitasi terjadinya proses saling
belajar dalam kelompok.
D. Peran Sebagai Motivator
Upaya
yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan dan
mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat
mengembangkan potensinya untuk memecahkan masalah itu.
Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 203-208