Jumat, 18 Januari 2013

PROMKES Kebidanan

KONSEP DAN PRINSIP PROMOSI KESEHATAN


A.  Pengertian Promosi Kesehatan
Menurut WHO, Promosi kesehatan adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986).

B. Tujuan Promosi Kesehatantan
1.  Tersosialisasinya program – program kesehatan,
2.  Terwujudnya masyarakat yang berbudaya hidup bersih dan sehat, serta
3.  Terwujudnya gerakan hidup sehat di masyarakat untuk menuju terwujudnya kabupaten/kota sehat, provinsi sehat dan indonesia sehat 2010.

C.  Sasaran Promosi Kesehatan
1.   Perorangan / Keluarga
Contoh tindakan : Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik langsung maupun melalui media Massa, Berperan aktif dalam upaya / kegiatan kesehatan,dll.
2.   Tatanan – Tatanan lain
Contoh tindakan: Adanya kader kesehatan untuk masing-masing tatanan, mewujudkan tatanan yang sehat untuk menuju terwujudnya kawasan sehat,dll.
3.   Ormas/Organisasi profesi/LSM
Contoh tindakan: Menggalang potensi untuk mengembankan gerakan/upaya kesehatan, Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat, dll.
4.   Petugas/Program/Institusi Kesehatan
Contoh tindakan: Melakukan promosi kesehatan dalam setiap program kesehatan yang di selenggarakan, mendukung tumbuhnya gerakan hidup sehat di masyarakat,dll.
5.   Lembaga Pemerintah/Lintas sektor/politis/swasta
Contoh tindakan: Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat.

D.    Strategi Promosi Kesehatan
Ada 3 strategi dalam promosi kesehatan:
1.      Advokasi (advocacy)
Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan  dengan cara pendekatan kepada pengambil keputusan, sekutu/teman, kelompok yang menolak/lawan yang mendorong suatu perubahan dalam kebijakan, program dan peraturan.
2.      Dukungan Sosial (social support)
Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat dengan cara menciptakan suasana kondusif untuk menunjang pembangunan kesehatan sehingga mayarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup sehat.
3.      Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya dengan cara memandirikan masyarakat secara proaktif mempraktekkan hidup bersih dan sehat secara mandiri.

E.  Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
1.      Promosi kesehatan pada aspek promotif
Sasaran : Penkelompok orang sehat
Tujuan   : Agar tetap sehat dan meningkatkan kesehatannya
2.      Promosi kesehatan pada aspek preventif
Sasaran : Kelompok beresiko tinggi (Bumil, Bulin, Lansia, dll)
Tujuan   : Tidak jatuh sakit
3.      Promosi kesehatan pada aspek kuratif
Sasaran : Kelompok penderita penyakit
Tujuan   :Sembuh dan tidak menjadi parah
4.      Promosi kesehatan pada aspek rehabilitatif
Sasaran : Penderita yang baru sembuh
Tujuan   : Agar segera pulih kesehatannya

Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 1-8



LINGKUP PROMOSI KESEHATAN DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

A.    Bayi (0-1 Tahun)
Lingkup promosi kesehatan terhadap neonatus meliputi termoregulasi, pernapasan, resusitasi, bounding attachment, pemberian ASI awal, kebersihan, tidur, eliminasi, dan keamanan.

B.     Anak Balita (1-5 Tahun)
Lingkup promosi kesehatan terhadap bayi meliputi Air Susu ibu (ASI), Gizi/Nutrisi, Pertumbuhan, Perkembangan, Bounding, Imunisasi, Keamanan, Kebersihan.
Memberikan promosi kesehatan mengenai tindakan-tindakan atau keadaan yang terkait dengan kesehatan yang ditujukan kepada bayi bukan berarti bidan harus memberikan penyuluhan langsung terhadap bayi. Tetapi bidan harus memberikan promosi kesehatan bayi kepada ibu, ayah atau keluarga bayi. Banyak sekali lingkup promosi kebidanan terhadap bayi, salah satunya adalah pentingnya ASI. Dalam praktiknya, bidan harus mampu mempromosikan kepada ibu bahwa ASI sangat penting bagi bayi. Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu karena ASI yang pertama (kolostrum) mengandung zar anti-bodi yang dapat mencegah infeksi pada bayi, bayi yang minum ASI jarang mengalami gastroenteritis, lemak dan protein ASI mudah dicerna, dapat mengeratkan hubungan ibu dan bayi serta ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik, suci hama, segar, murah, tersedia setiap waktu. Dengan alasan-alasan yang diberikan oleh bidan melalui promosi kesehatan diharapkan ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan

C.    Remaja (13- 18 Tahun)
Lingkup promosi kesehatan terhadap remaja meliputi gizi/nutrisi, sosialisasi, pendidikan kesehatan, pergaulan, sexualitas dan kemandirian.
Pembinaan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Faktor perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh berkembang secara biologis diikuti oleh perkembangan pskologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan kepada remaja antara lain mencakup perkawinan yang sehat, keluarga yang sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap dan perilaku remaja yang positif dan sebagainya.

D.    Ibu Hamil
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu hamil meliputi lingkup fisik dan psikologis. Lingkup fisik meliputi gizi, oksigen, personal hygiene, pakaian, eliminasi, sexual, mobilisasi, body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, ersiapan persalinan dan kelahiran, kesejahteraan janin, ketidaknyamanan, pendidikan kesehatan dan pekerjaan. Lingkup psikologis meliputi Support keluarga, support tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman, persiapan menjadi orang tua, dan persiapan sibling.
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentuka kehidupan selanjutnya. Bahkan sebagian ibu hamil merasa cemas, panik yang bisa berujung pada depresi berat.
Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan kebidanan). Hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh suami bersama keluarga ibu atau bidan sebagai tenaga kesehatan melalui promosi kesehatan.

E.     Ibu Bersalin
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan persalinan, nutrisi dan cairan, dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan keluarga serta mengurangi rasa sakit.
Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin dapat mencegah terjadinya depresi saat atau setelah melahirkan. Cemas menghadapi persalinan adalah hal yang wajar tetapi seorang bidan harus mampu mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah memberikan promosi kesehatan ibu bersalin. Persainan dan kelahiran merupakan proses yang fisiologis. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Untuk itu, dengan diberikan promosi kesehatan dapat mengatasi rasa cemas, khawatir, panik dan depresi ibu bersalin. Promosi ini lebih baik diberikan jauh hari sebelum bersalin, misalnya saat hamil trimester III.

F.     Ibu Nifas
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.
Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.
Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.

G.    Ibu Menyusui
Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor kesehatan, bidan diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.
Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi kebersihan diri, istirahat, sexual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan kesehatan gizi ibu menyusui, dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak ada pantangan makan selama menyusui. Sebagai contoh terdapat mitos yang sudah beredar sejak dulu bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang berbau amis karena akan menyebabkan asinya amis. Disinilah tugas bidan untuk meluruskan mitos tersebut bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu menyusui karena mengandung protein tinggi melalui promosi kesehatan.

H.    PUS/WUS
Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil, keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.
Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan pada kelompok wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah. Penyampaian tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat intelektual klien. Nasehat yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, karena informasi yang diberikan bersifat pribadi dan sensitif.
Wanita usia subur juga diberikan pendidikan mengenai gangguan kesehatan, akibat gangguan sistem reproduksi. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat terhadap kondisi psikologis dan lingkungan sosial klien itu sendiri. Bila masalah kesehatan itu sangat kompleks, perlu dikonsultasikan ke ahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitasnya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi WUS/PUS yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental WUS/PUS dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan.

I.       Klimakterium/ Menopause
Lingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi nutrisi, psikologis, olah raga, kesehatan umum, support keluarga san support tenaga kesehatan.
Masa menopause merupaka fase yang selalu terjadi pada wanita yang menginjak umur 44 tahun dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang wanita belum siap menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang mengalamim menopause adalah wanita yang tidak berguna.
Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan sebelumnya harus mengetahui ketakutan-ketakutan yang mungkin dialami pada masa menopause, misalnya secara fisik wanita sering merasa dirinya tidak cantik lagi, berkulit keriput, berbadan bungkuk dan sebagainya. Secara biologis kekhawatiran tidak mampu melayani suami karena dirasakan sakit saat berhubungan seksual. Secara psikologis sering mengalami susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di siang hari.

Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 10-36




MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN

Model adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berfikir di dalam menyelesaikan suatu keadaan untuk mencapai hasil yang di harapkan.
Sedangkan model – model dalam promosi kesehatan merupakan Kerangka Kerja atau kerangka berpikir di dalam mempengaruhi orang lain agar sesuai dengan kaidah/norma kesehatan yg diharapkan.

A.    Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
Menurut Model Kepercayaan Kesehatan, Perilaku ditentukan oleh apakah seseorang:
1.      Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu
2.      Menganggap masalah kesehatan ini serius
3.      Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan
4.      Tidak mahal
5.      Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Contoh :
“ Seorang wanita telah mempunyai beberapa orang anak dan mengetahui bahwa masih potensial untuk hamil sampai beberapa tahun mendatang. Melihat kesehatan dan status ekonomi tetangganya menjadi rusak karena terlalu banyak anak dan Mendengar bahwa teknik kontrasepsi tertentu menunjukkan efektivitas sebesar 95 % aman dan tidak mahal maka dianjurkan oleh petugas kesehatannya agar mulai memakai kontraseps ”
Kelemahan :
  1. Kepercayaan-kepercayaan kesehatan bersaing dengan kepercayaan-kepercayaan serta sikap-sikap lain seseorang, yang juga mempengaruhi perilaku
  2. Pembentukan kepercayaan seseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti perilaku dan bukan mendahuluinya

B.     Transteoritical Model (Model Berharap)
Perilaku kesehatan yang tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu. Seseorang mempertimbangkan untung dan rugi pengubahan suatu perilaku sebelum melangkah dari tahap satu ke tahap berikutnya.
Model ini mengidentifikasi 4 Tahap independen :
Prekontemplasi: Seseorang belum memikirkan sebuah perilaku sama sekali, orang tersebut belum  bermaksud mengubah suatu perilaku
Kontemplasi: seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun masih belum siap untuk melakukannya
Aksi: Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku
Pemeliharaan: Keberlangsungan jangka panjang dari perubahan perilaku yang terjadi.
Contoh :
“ Seorang Ibu karena kurang mendapat pengetahuan dan pelatihan tidak pernah berfikir untuk menutup makanan, memasak air minum atau menjaga kebersihan dapur. Setelah mendengar siaran radio tentang bahaya kuman dan melihat tetangganya membersihkan rumah, ia mulai berkontemplasi untuk mengambil aksi menjaga kebersihan di rumah. Kemudian ia mencari informasi dari tetangga dan petugas kesehatan setempat akhirnya memulai proses perubahan perilaku. Setelah satu periode waktu, ibu tersebut menutup makanan, memasak air minum dan menjaga kebersihan lingkungan dapur sebagai tugas rutin sehari-hari “

C.    Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan)
Merupakan niat seseorang menentukan apakah sebuah perilaku dilaksanakan, perilaku akan mengikuti niat, dan tidak akan pernah terjadi tanpa niat.
Kehendak di tentukan oleh :
  1. Sikap-Sikap Terhadap Suatu Perilaku, melalui proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan. Perilaku banyak dipengaruhi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu seperti : apakah ia merasa suatu perilaku itu penting.
  2. Norma Subyektif, seseorang berpikir tentang apa yang dilakukan orang lain (yang berpengaruh) akan mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan.
Contoh :
“Seseorang memiliki keyakinan Sikap bahwa suatu RS memberikan pelayanan cepat, ramah, biaya relatif murah, lingkungan bersih, lokasi strategis dan mudah dicapai. Kemudian didukung pula oleh keinginan orang dekat yang bersedia untuk berobat ke RS tersebut yang disebut Norma Subjektif. Seperti Orang tua, Istri, Anak, Teman Dekat, Petugas Kesehatan”

D.    Stress And Coping (Stres Dan Koping)
Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu.  Stress menimbulkan dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, mental, intelektual, social dan spiritual.
Macam – macam stress :
  1. Stress ringan : Merusak aspek fisiologis, biasanya di rasakan  oleh setiap orang dan biasanya berakhir dalam beberapa menit/jam.
  2. Stres sedang : Terjadi lebih lama
  3. Stress berat : Stress kronis yang terjadi beberapa minggu atau sampai beberapa tahun.
Gejala yang bisa di amati seperti : Rasa cemas yang berlebihan, Marah, Menangis, Tertawa sendiri, Teriak, Memukul dan menyepak,dsb.
Koping  adalah proses yang di lalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi stressfull, merupakan respon individu terhalang situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik.
Strategi coping adalah suatu cara yang di lakukan untuk merubah lingkungan/ situasi/ masalah yang sedang di rasakan atau di hadapi.
Metode Copping :
Jangka panjang
Merupakan cara yang efektif dan realisasi dalam menangani psikologis untuk kurun waktu yang lama.
Jangka pendek
Cara yang di gunakan untuk mengurangi stress/ ketegangan psikologis dan cukup efektif untuk waktu sementara.

Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 37-44




PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN

A.    Strategi Global
1.     Dukungan sosial
Yaitu menjalin kemitraan untuk membentuk opini public dengan opini yang ada di masyarakat  sehingga dapat enciptakan opini public yang jujur, terbuka sesuai engan norma, situasi dan kondisi masyarakat.
Tujuannya :
  • Adanya anjuran dan contoh positif dari petugas kesehatan atau pemuka masyarakat
  • Adanya dukungan lembaga-lembaga masyarakat
  • Adanya dukungan media massa / pemuat opini umum
  • Tersedianya sarana dan sumberdaya lainnya.
Sasaran :
Tenaga professional kesehatan, Institusi pelayanan kesehatan, organisasi masa, Organisasi masa, Lembaga Swadaya Masyarakat, Kelompok peduli kesehatan, para pembuka dan orang – orang yang berpengaruh di masyarakat, kelompok media massa.
Indikator keberhasilan :
  • Ada forum komunikasi
  • Ada dokumentasi kegiatan
  • Ada kesepakatan lisan dan tertulis
  • Ada opini public
Contoh kegiatan :
  • Adanya peraturan dilarang merokok bagi seluruh gedung perkntoran pemerintah
  • Pertemuan dengan tokoh –tokoh agama untuk memberi contoh gerakan kesehatan,
  • Adanya forum bersama antara departemen kesehatan RI dengan Forum komunikasi LSM AIDS se jabotabek.
2.      Pemberdayaan Masyarakat
Di tujukan langsung kepada masyarakat sebagai sasaran primer atau utama dalam promosi kesehatan.
Tujuan :
  • Meningkatkan perilaku sehat di masyarakat
  • Meningkatkn peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan di masyarakat.
Sasarannya :
  • Masyarakat secara perorangan dan kelompok
  • Masyarakat pengguna
  • Tokoh masyarakat yang menjadi panutan
  • Karyawan
Langkah – langkah pelaksanaan :
  • Melakukan pendekatan terhadap masyarakat dengan mengadakan forum kunjungan rumah ke rumah, pertemuan perorangan, Penyuluhan desa,dll.
  • Mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat untuk mengenali masalah mereka dengan terjun langsung dan melakukan Survey Mawas Diri.
  • Merumuskan upaya penanggulangan dengan musyawarah mufakat,
  • Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan bersama sama dengan masyarakat.
  • Melakukan pembinaan dan pengembangan program supaya berjalan dengan mantap.
3.      Advokasi
Merupakan kegiatan yang ditujukan kepada pembuatan keputusan/ penentu kebijakan di bidang kesehatan.
Tujuan :
  • Meningkatnya jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan
  • Meningkatnya opini masyarakat daalm mendukung kesehatan
  • Teratasinya masalah kesehatan secara bersama, dan terintegrasi dengan pembangunan kesehatan didaerah melalui kemitraan dan didukung oleh keputusan serta kepedulian pimpinan daerah
Sasaran :
  • Pengambilan keputusan tingkat pusat seperti : DPR,Mentri,dll)
  • Pengambil kebijakan tingkat propinsi
  • Pengambil keputusan tingkat kota/ kabupaten

B.     Strategi Berdasarkan  Otawa Charter
1.      Health Public Policy
Adalah kegiatan yang di tujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu keijakan. Sehingga di keluarkannya atau di kembangkannya kebijakan – kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
2.      Suportive Empowerment
Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung. Kegiatan ini di tujukan kepada para pemimpin OrMas serta pengelola tempat – tempat umum.
3.      Health service
Yaitu melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat dengan terbentuknya lembaga swadaya masyarakat yang perduli dengan kesehatan masyarakat.
4.      Personal skill
Adalah pengetahuan dan kemampuan terhadap cara – cara memelihara kesehatan, mengenal penyakit dan penyebabnya, mampu mencegah penyakit, mampu meningkatkan kesehatannya sendiri maupun keluarganya maupun kelompok masyarakat.
5.      Community action
Adalah suatu upaya untuk meningkatkan kegiatan – kegiatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri dalam wujud dan gerakan masyarakat.

C.    Macam – Macam Pendekatan Dalam Promosi Kesehatan :
  1. Pendekatan medikal
  2. Perubahan prilaku.
  3. Education.
  4. Berpusat pada klien.
  5. Perubahan sosial.

Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 45-81



MEMPERTIMBANGKAN ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN

A.   Analisa Masalah Kesehatan Dan Perilaku
Identifikasi masalah kesehatan dan perilaku terdiri dari 2 bagian :
1.   Identifikasi masalah
·     Latar Belakang Masyarakat
  • Letak geografis --> Seperti : Iklim, keadaan tanah, letak wilayah, dan sarana transportasi.
  • Mata pencaharian --> Seperti : Petani, nelayan, buruh, dll.
  • Karakteristik demografi --> Seperti : Keadaan penduduk, sosial budaya, pendidikan,  agama, dll.
  • Perilaku kesehatan masyarakatungan --> Berhubungan dengan kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan serta penyebab timbulnya kebiasaan tersebut.
·     Status Kesehatan Masyarakat
Dapat di lihat dari Vital Statistik ( Kematian, Kelahiran, Fertilitas, Kesakitan) dan Mordibity ( penyakit infeksi atau non infeksi, kronik atau akut )
·     Sistem Layanan Kesehatan Masyarakat
Seperti sumber daya manusia terhadap kesehatan, sarana kesehatan, jarak tempuh, program yang ada di masyarakat tersebut.
·     Sistem Sosial Masyarakat
Seperti pola partisipasi masyarakat dan organisasi sosial yang ada.

2.   Menetapkan Masalah Dan Perioritas Masalah
  • Langkah – Langkah                                                                                                              Tentukan status kesehatan, pola pelayanan kesehatan, hubungan antara status dan pelayanan kesehatan, serta determinan masalah kesehatan.
  • Hal Yang Perlu Di Pertimbangkan                                                                                            Beratnya masalah, akibat yang di timbulkan, besarnya masalah, politis, serta sumber daya yang ada di masyarakat.
  • Sumber Data                                                                                                                        Dokumen, langsung dari masyarakat, petugas lapangan, serta tomas formal dan informal.
  • Cara Pengumpulan Data                                                                                                           Interview langsung, vorum diskusi, maupun wawancara dan observasi.

B.   Menetapkan Sasaran
Sasaran dalam promosi kesehatan tidak selalu sama, kita harus menetapkan :
1.    Sasaran langsung 
Primer
Diharapkan akan melakukan kebiasaan / perilaku baru ( Bumil, Ibu, Balita ).
2.    Sasaran tidak langsung 
Sekunder dan Tertier
Mereka yang mempunyai pengaruh terhadap sasaran primer ( Keluarga, Petugas Kesehatan, Kerabat, dll ) serta orang – orang yang berpengaruh atas keberhasilan program ( Pengambil Keputusan dan Penyandang Dana ).

C.    Menetapkan Tujuan
Syarat membuat tujuan :
1.      Dinyatakan dengan jelas
2.      Meliputi 1 indikator
3.      Dinyatakan dalam bentuk tindakan bukan effort
4.      Realistik, dapat di ukur, sesuai, layak dan dapat di amati.
Menetapkan tujuan menurut L Green (1990) ada 3 tingkatan tujuan :
1.     Tujuan Program (jangka panjang)
2.     Tujuan pendidikan (jangka menengah)
3.     Tujuan perilaku (jangka pendek)

D.     Menetapkan Pesan Pokok
Pesan di buat sederhana mungkin sehingga dapat di pahami oleh sasaran dan pesan sebaiknya dibuaat menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran merasa pesan benar – benar untuknya.

E.     Menetapkan Metode Dan Saluran Komunikasi
Dalam menentukan metode harus mempertimbangkan aspek yang akan di capai seperti :
1.      Aspek Pengetahuan : poster spanduk, radio,dll.
2.      Aspek Sikap : foto, film, slide, drama,dll yang menggugah emosi perasaan dan sikap.
3.      Aspek keterampilan : simulasi dan demonstrasi.

F.      Menetapkan Kegiatan Operasional
Dalam menentukan kegiatan oprasional harus dapat menjawab pertanyaan :
1.      Apa yang akan di kerjakan ?
2.      Siapa penanggung jawabnya ?
3.      Siapa yang terlibat ?
4.      Dimana kegiatan di laksanakan ?
5.      Kapan kegiatan di laksanakan ?
6.      Siapa sasaran primer, sekunder dan tertier ?
7.      Bagaimana cara pelaksanaannya ?
8.      Bagaimana monitoring dan evaluasinya ?

G.     Menetapkan Monitoring Dan Evaluasi
Dalam menentukan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah :
1.      Apa yang harus di pantau ?
2.      Siapa yang memantau ?
3.      Bagaimana cara pemantauan ?
4.      Dimana di lakukan pemantauan ?
Perencanaan adalah proses yang berakhir dengan rencana dalam bentuk yang paling sederhana , suatu rencana harus memberikan jawaban dari 3 pertanyaan :
1.      Apa yang ingin saya capai ?
2.      Apa yang ingin saya kerjakan ?
3.      Bagaimana saya menjadi tahu, apakah saya akan berhasil atau tidak?
Evaluasi adalah proses menilai apa yang telah di capai dan bagaimana itu telah di capai. Itu berarti melihat secara kritis pada kegiatan dan program, membuat penilaian apa yang baik dan apa yang buruk,  serta bagaimana ia dapat di perbaiki.

Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009) Hal:83-101




PRINSIP PERUBAHAN PERILAKU

A.    Karena Terpaksa (Complaince)
Dalam hal ini perubahan perilaku di paksa kepada sasaran/ masyarakat dengan menggunakan kekuatan/ kekuasaan/ dorongan. Cara ini dapat di tempuh dengan adanya peraturan/ perundang-undangan yang harus di patuhi oleh anggota masyarakat.
Cara ini akan menghasilkan perilaku yang cepat, akan tetapi perubahan tersebut belum tentu akan berlangsung lama karena perubahan perilaku tersebut tidak di dasari oleh kesadaran sendiri.

B.     Karena Ingin Meniru (Identification)
Perilaku di pengaruhi oleh factor genetic dan lingkungan. Manusia kadang di pengaruhi oleh orang yang di anggap pantas untuk di tiru seperti ulama, guru, orang tua, teman sebaya. Proses identifikasi ini dapat berakibat positif maupun negative.

C.    Karena Menghayati Manfaatnya (Internalization)
Merupakan perubahan perilaku yang paling kekal dari pada perubahan perilaku yang lain. Perubahan perilaku ini dapat terjadi karena pengalaman seseorang.
Misalnya : Ibu yang anak pertamanya tidak di imunisasi sedangkan anak ke duanya tidak di berikan imunisasi, ternyata pertubuhan dan perkembangan anak keduanya lebih baik dari pada anak pertamanya maka ia akan memberikan imunisasi pada anak ketiga dan seterusnya.

Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 124-125





UPAYA PROMOSI KESEHATAN

A.    Promosi Kesehatan Pra Nikah
Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat reproduktif pranikah.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup :
1. Perkawinan yang sehat
Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan, menghadapi perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar hubungan antara suami dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi yang dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
2. Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya. Keluaga yang diidamkan adalah kelurga yang memiliki norma keluaga kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan mampu menabung untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya
Tidak semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan sistem reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan dijelaskan.Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.
Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan dalam masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
4. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.

B.     Promosi Kesehatan Saat Hamil
Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah memelihara kesehatan ibu hamil. Bidan harus memiliki data ibu hamil yang berada diwilayah kerjanya. Data ini dapat diperoleh dari pencatatan yang dilakukan sendiri atua dari kantor desa/ kelurahan. Dari data tersebut dapat diatur strategi pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya sedini mungkin. Anjuran tersebut disampaikan kepada masyarakat melalui kelompok ibu-ibu atau pemimpin desa.
Promosi kesehatan pada ibu hamil dapat berupa :
  1. Makanan yang berkualitas
  2. Mengajarkan cara olahraga atau senam hamil selama hamil
  3. Rencana ber KB
  4. Pemeriksaan kehamilan rutin paling seikit 4 kali,dll.

C.    Promosi Kesehatan Persalinan
Persalinan adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu dalam masa persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu ibu dalam masa persalinan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan dan bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis didalam kondisi lingkungan yang sehat.

D.    Promosi Kesehatan Nifas
Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas, sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.
Tujuan promosi kesehatan nifas adalah :
  1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
  2. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
  3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
 Setelah pasca persalinan ini, bidan sangat dibutuhkan dalam menghadapi dan memantau ibu terutama selama 2 jam persalinan. Hal ini karena selama 2 jam pasca persalinan rentan akan komplikasi-komplikasi pada ibu.
E.     Promosi Kesehatan Menyusui
Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai manfaat menyusui, khususnya ibu-ibu pasca persalinan tahu dan mau menyusui anak-anaknya segera setelah lahir.
Dalam promosi kesehatan menyusui dini, bidan antara lain memberi dukungan dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian ASI, komposisi gizi dalam ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif, IMD (Inisiasi menyusui dini ), cara menyusui yang benar, dan masalah dalam menyusui beserta cara mengatasinya.
Dengan di berikan pengetahuan tentang menyusu ini, diharapkan tingkat kesehatan masyarakat akan semakin meningkat. Ini berhubungan dengan manfaat ASI sendiri yaitu menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan antibodi bayi).

Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 181-198





PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

A.    Peran Sebagai Advokator
Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/ badan organisasi yang di duga mempunyai pengaruh terhadap keerhasilan suatu program atau kelancaran suatu kegiatan.
Bentuk kegiatan advocator :
  1. Seminar
  2. Bidan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
  3. Bidan menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk membentuk opini public.

B.     Peran Sebagai Edukator
Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan agar mereka mampu  memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Fungsi bidan sebagai educator :
  1. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan.
  2. Membina kader dan kelompok masyarakat
  3. Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru.

C.    Peran Sebagai Fasilitator
Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan iklim kelompok ang harmonis, serta menfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.

D.    Peran Sebagai Motivator
Upaya yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan dan mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat mengembangkan potensinya untuk memecahkan masalah itu.

Ref :
(buku promosi kesehatan untuk kebidanan, penerbit : trans info media, jakarta 2009)
Halaman 203-208